Saturday, September 26, 2015

Banyuwangi Little Paradise - Rajegwesi , Greenbay, Red Island

Red Island, Banyuwangi

Yoo... foto-foto dari trip Banyuwangi Selatan, padahal dr kota Banyuwangi termasuk jauh, tapi masih masuk Kabupaten Bayuwangi. Pos ini bener-bener gak banyak kalimat haha, jadi enjoy saja foto-foto, bisa buat referensi juga sebelum main ke sini.... 


Pantai Rajegwesi, nothing special cuman pantai deket homestay kita. Karena masuk wilayah Taman Nasional Merubetiri, jadi kalo mau kesini kudu melakukan perizinan dulu di gerbang Merubetiri nya.



Nyebrang ke Teluk Greenbay 30 menit, sewa pake perahu nelayan dgn tarif 25rb per orang. Bisa juga lewat jalur darat 2 jam , mau trekking biar lebih menantang ato sewa ojek biar cepet dengan tarif yang sama juga bisa.

Sampe di Green Bay

 Tebing-tebing batu di Green Bay



Selesai menikmati suasana sekitar 2 jam an, kita terpaksa balik pas sunset , karena nelayan ngga mau berlayar klo udah diatas jam 5, ombaknya besar.

Pas malem hari di homestay Merubetiri kelihatan milky way juga ternyata.


Depan meja makan homestay kita, lumayan syahdu di malam hari~

Pagi harinya jam 5.30 hunting sunrise di Rajegwesi, meski ga dapet ternyata




Selesai menikmati sunrise gagal, kita langsung berangkat ke Red Island, lumayan jauh sekitar 2-3 jam pake mobil.

Boneka Terdampar di Red Island wkwk


Tenda jerami, ada juga tenda payung merah untuk disewakan, karena udah banyak fotonya jadi gak saya foto tenda merahnya haha. Tenda jerami ini tempatnya agak jauh dari pintu masuk, dan tentunya lebih sepi, orang bule lebih suka di sini.

Enjoying Red Island
Sekian trip saya di Banyuwangi!

Masih ada banyak foto trip saya lainnya yang bakal di posting misalnya di Lampung ada Krakatau , Kiluan, Pahawang. Di Desa Kanekes - Baduy , Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Kepulauan Seribu, Gunung Galunggung, dan lain-lain....


Friday, September 25, 2015

Banyuwangi Little Paradise - Ijen Crater , Blue Fire on Mountain

Trip berikutnya di Banyuwangi................. Gunung Ijen! yang terkenal dengan blue fire nya .

Perjalanan kita sebelumnya dari TN Baluran sekitar jam 7 malam menuju homestay yang masih berada dekat di Baluran, istirahat jam 9 dan bangun lagi jam 12 malam untuk menuju pos Paltuding, perjalanan sekitar 2 jam, tak disangka ternyata keramaian di Gunung Ijen pada libur panjang kali ini lumayan luar biasa, sehingga kita baru bisa mulai summit  sekitar jam 03.00.

naik gunung aja antrii


Dari Paltuding ke Puncak Ijen berjarak 3km, lumayan bagi saya, orang yang sama sekali ngga berminat naik gunung, tapi khusus blue fire kudu bisa haha,


Mendaki gunung di tengah malam, ada sensasinya sendiri, dingin-dingin ditemani ribuan bintang, 

Setelah berjalan sekitar satu setengah jam, kemiringan jalur pendakian mulai agak landai, disini saya agak berlari kecil karena melihat jam sudah menunjukkan pukul 4.30 , mulai khawatir sudah ketinggalan blue fire nya, juga karena melihat banyak pengunjung yang berjalan melawan arah . Aslinya di Ijen ada pos istirahat di ketinggian 2000 meter, namun karena saya buru-buru saya tidak beristirahat dulu dan langsung melanjutkan pendakian, juga karena saya ditinggal rekan-rekan haha. Awalnya pas baru mendaki 15 menit saya langsung menyerah, begitu juga para pengunjung yang tidak terbiasa mendaki gunung, namun akhirnya saya memutuskan untuk terus naik karena kalau kembali tentu rugi sudah jauh-jauh ke Gunung Ijen hanya untuk istirahat saja.

Dini hari para penambang sudah banyak yang bekerja, demi rupiah yang sangat dihargai sedikit, harus berupaya luar biasa, jadi saran saya kalau ada penjual oleh-oleh di Ijen, beli saja meski terkadang sedikit dimahalkan oleh penjualnya, karena secara tidak langsung akan membantu kesejahteraan warga sekitar Ijen, termasuk juga membeli makan, atau minum tidak harus dari minimarket, beli saja di warung sekitar Ijen, toh kita di kota juga sering membeli barang-barang tidak berguna tanpa pikir panjang 

Sedikit lagi sampai, jalan pendakian di dekat puncak ijen justru sangat datar jadi perjalanan lebih mudah ketika akan sampai .


dalam trip ini saya ga dapet blue fire sayangnya, gara-gara mulai naik jam 03.00 dini hari sementara perjalanan dari pos Paltuding (titik awal pendakian) sampe ke kawah Ijen perlu waktu 2 jam, jadi waktu kita sampai di tempat sudah sekitar jam 5an. Cuma kelihatan dari jauh, pas turun kebawah apinya sudah ilang semua.


Blue fire terlihat sedikiiit

Baru turun bentar sudah habis blue firenya

Kalau ingin lebih kebawah lagi dianjurkan memakai masker yang disewakan oleh warga, karena cukup membuat sesak

Aktivitas para penambang dari kejauhan

pose dulu hehe

meski sampai puncaknya sendirian, untungnya ketemu lagi ama salah satu rekan saya, akhirnya ada yang fotoin hahaha


Jangankan naik sambil membawa belerang berpuluh-puluh kilo tersebut, jalur setapak cukup sempit dan berbahaya bagi orang yang masih awam

Luar biasa ramai pengunjungnya

Banyak bulenya di Ijen, mungkin habis dari sini langsung pada ke Bali yak mumpung deket


Masih suasana 17 Agustusan , cerita bisa dapet bendera dengan cara sepik-sepik ke orang dulu, ngajakin ngobrol soal bule-bule yang di sini kebetulan cakep-cakep cewenya trus ujung-ujungnya pinjem bendera hahaha

Gunung Baluran dan Gn Raung dibelakang

Gunung Raung yang masih aktif meraung-raung, menurut para pendaki Gn Raung termasuk gunung tersulit untuk didaki di Indonesia, karena butuh waktu sampai 4 hari, padahal Semeru hanya perlu 2-3 hari,  juga memerlukan skill climbing, dan puncak yang cukup sempit antara jalur setapak dan kawahnya. Dinamakan gunung Raung, karena konon jika sudah berhasil mendekati pos terdekat dari puncak Gn,Raung akan sering terasa gempa yang diikuti suara seperti raungan akibat dari aktivitas vulkanik gunung tersebut.

pohon kering, mungkin akibat dari abu Gn Raung yang meletus dua bulan sebelumnya


Tidak kuat melakukan perjalanan lagi? tenang ada jasa angkut badan di Ijen, tarif sekitar 50rb sampai 150rb tergantung kesepakatan dengan orangnya, tinggal tidur, kita akan didorong dengan gerobak sampai kembali ke Paltuding.

 Masih dengan pemandangan Gn.Raung setelah menuruni selama 30 menit, selfie bayangan dulu dengan background gunung.



 Pemandangan selama menuruni Gunung Ijen pun tidak kalah indahnya, ditemani sunrise dan udara sejuk daerah pegununggan, meski banyak pasir beterbangan karena masih musim kemarau.


Setelah sampai kembali di Paltuding saya baru sadar ternyata sudah ditunggu-tunggu rekan di sana, karena memang saya naiknya terlambat, di atas pun terlalu lama menikmati suasana , untuk waktu turunnya saya berusaha cepat karena cuma 60 menitan. Ada spot yang terlewatkan dari Ijen yaitu Oemah Bunder, rumah bulat yang sudah berdiri sejak jaman Belanda di tempat pos peristirahatan, seperti ketika naik, pas turunya pun saya tidak berhenti di pos tersebut, namun langsung melanjutkan perjalanan balik ke Paltuding. Di sini kita beristirahat untuk makan nasi goreng, untuk kemudian bersiap-siap melanjutkan ke Taman Nasional Merubetiri

Sekian dulu tulisan mengenai perjalanan di Kawah Ijen, karena tidak dapat blue fire maka sudah dipastikan saya akan mengunjungi Ijen lagi, juga ke Baluran karena di musim hujan suasana di Savana terlihat lebih hijau dan lebih banyak binatang yang berani keluar, meski jalannan lebih becek...

Wednesday, September 23, 2015

Banyuwangi Little Paradise - Taman Nasional Baluran, Savana Bekol, Pantai Bama

Another trip from last August! tepatnya tanggal 15-17 Agustus 2015 lalu, tepat pas hari kemerdekaan hehe

Trip ke Banyuwangi saya berangkat bareng 7 orang aja pake minibus jadi kerasa lumayan nyaman perjalanannya hahaha

Okaay jadi awalnya kita kumpul dari Surabaya sekitar jam 7/8 pagi lupa, dan setelah ditunggu-tunggu akhirnya minibus dan supir yang ditunggu-tunggu akhirnya datang, langsunglah kita cuss ke Banyuwangi, dan sampai ke Taman Nasional Baluran sekitar jam 1 siang.

Perjalanan dari pintu masuk TN Baluran sampai ke Savana Bekol memakan sekitar 60-80 menitan, karena selain jauh, jalan menuju sana tergolong sangat jelek , kalo pake sepeda motor bisa lumayan cepet.

Sepanjang perjalanan menuju Savana kita disuguhi pemandangan Gunung Baluran yang cukup tinggi, sekitar 3200 mdpl, hutan yang agak kering, karena musim kemarau, dan sesekali terlihat binatang rusa atau burung merak (gak ada fotonya) . Yang cukup menarik di Baluran yaitu ada zona evergreen, yaitu zona yang selalu hijau dan subur disaat hutan di wilayah lainnya terlihat kering, jadi kaya ada garisnya gitu pohon, tanaman, rumput bersebelahan yang satu kering yang satu sangat hijau (gak ada fotonya juga).

Langsung dilihat aja foto-fotonya

Pohon yang paling banyak dibuat foto-foto sama pengunjung di Savana Bekol

ya kita contohnya 

Foto full team

Tadi saya nulis (gak ada fotonya), ceritanya saya bawa kamera, SLR pula berat, tapi ga ada SD Cardnya jadi ya ngga kepake lah, tapi akhirnya bisa sepik-sepik ke rekan trip saya yang kebetulan bawa kamera digital yang ada androidnya (bukan merk S) untuk minjemin SD cardnya hahaha.

Setelah menikmati pemandangan ala Afrika di Savana Bekol lengkap dengan rusa dan monyet jenis macaca fasciscularis, (itu lho monyet yang banyak dijadikan pertunjukkan topeng, saran sih hati-hati saja kalo bawa makanan di tas kresek, karena pasti akan diserbu rombongan monyet, entah gimana bisa tau kalo isi tas itu makanan tapi pasti diserbu dan dicuri tas anda oleh para binatang monyet itu, jadi mending makan didalam mobil saja).

Kita langsung ke Pantai Bama, pantai mangrove di Baluran sekitar 10 menit dari Bekol.


Pasirnya lumayan bersihh

Karena H-2 kemerdekaan, foto hormat sama bendera dulu




Karena di Taman Nasional, di pantai pun banyak monyetnya


Abis puas main di pantai, foto-foto juga kita balik lagi ke Savana, sambil menikmati sunset yang ternyata lebih bagus dilihat dari Savana daripada di pantai Bama





Foto full team lagi + TL

 Semakin sore semakin banyak binatang yang muncul, salah satunya rombongan kerbau ato banteng jawa? di foto ini
Foto-foto sambil menikmati suasana sore di Savana Bekol


Kalo mau hunting wildlife tentunya ga cukup sehari dan gak boleh sembarang orang, karena masih ada macan tutul dan binatang buas lainnya walau hanya muncul di malam hari. Salah satu fotografer wildlife lupa namanya , melakukan hunting di Baluran memakan waktu beberapa bulan dan harus mengunjungi tempat tiap beberapa tahun sekali, hanya menemukan sekitar 40-50% binatang di Baluran, Buku fotografinya bisa dibaca di Homestay tempat saya menginap di malam harinya.

Sekian dulu perjalanan di Taman Nasional Baluran, akan saya lanjutkan cerita perjalanan saya di Banyuwangi yaitu di Gunung Ijen (blue fire) , Taman Nasional Merubetiri, Rajegwesi, dan Pantai Merah .